Jikaunsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk
Idealnya, petani sebelum bertanam sudah tahu keadaan kandungan hara esensial dalam tanah yang akan ditanami. Apakah cukup atau apa yang kurang. Diagnosa dengan uji laboratoris pertanyaan itu dapat terjawab, tetapi butuh biaya yang bagi petani kecil umumnya di luar jangkauan. Lagi pula prosedur dan pelaksanaan perlu waktu cukup lama. Mengetahui status hara esensial dalam tanah sebelum ditanami penting karena kekurangan salah satu hara esensial, makro ataupun mikro, akan menimbulkan akibat negatif tertentu pada tanaman, pertumbuhan atau hasilnya. Kebutuhan tersebut tampaknya kini sudah dapat dipenuhi dengan mudah, murah dalam jangkauan petani kecil. Kabar gembira itu berupa kemunculan teknik baru uji kandungan hara esensial dalam tanah yang dinamai Minus-One Element Technique MOET. MOET dirancang oleh pakar agronomi Dr. Cesar Mamaril, yang setelah pensiun dari Pusat Riset Padi Internasional IRRI bekerja selama 17 tahun sebagai konsultan senior tanah dan agronomi pada Philippine Rice Research Institute PhilRice. Di PhilRice, ia besama rekan sekerja mengembangkan dan mengaplikasikan MOET untuk pertanian padi di dataran rendah. Dalam satu uraian yang dimuat Majalah RiceToday edisi terbaru, Dr. Mamaril menekankan kegunaan dan manfaat teknik hara minus satu yang dirancangnya. Dari 16 hara esensial yang dibutuhkan tanaman, 13 jenis diperoleh dari tanah yakni nitrogen N, posfor P, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg, sulfur S, tembaga Cu, besi Fe, mangan Mn, seng Zn, dan boron Bo. Tiga lainnya dari udara dan air, yakni karbon C, hidrogen H, dan oksigen O. Kekurangan salah satu hara esensial ini akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh normal. Tanaman menyerap hara dari tanah atau air dalam tanah sehingga hara yang tertinggal akan berkurang karena hasil atau juga limbah tanaman terbawa keluar lahan. Untuk memenuhi kecukupan hara maka dilakukan pemupukan pada tanah. Masalahnya pemupukan seolah sudah menjadi rutinitas memenuhi resep anjuran, tidak secara terukur jumlah dan terpilih jenis hara sesuai dengan status hara masing-masing dalam tanah. Untuk menghemat penggunaan pupuk maka informasi tentang hara mana yang kurang pada tanah yang akan ditanami menjadi penting. Apalagi aplikasi pupuk yang berlebihan akan merugikan lingkungan. Konsep MOET Dengan konsep MOET dimaksudkan agar petani cukup menambahkan saja hara yang berdasarkan analisis kurang pada tanah yang akan ditanami. Informasi tentang hara esensial yang kurang dapat dideteksi dengan cara melakukan formulasi pemupukan yang pada setiap pemupukan ada satu unsur hara yang tidak diikutkan teknik minus satu unsur hara/MOET. Dengan tidak memberikan satu jenis hara akan dilihat apa dampaknya pada pertumbuhan tanaman. Itu dipraktekkan pada contoh-contoh tanah yang diambil dari lahan pertanaman. Pada kit MOET yang digunakan pada pertanian padi di dataran rendah Pilipina, formulasi pemupukan MOET dibatasi pada unsur-unsur hara untuk N, P, K, S, Zn dan Cu. Alasannya adalah bahwa di bagian terbesar pertanian padi dataran rendah Pilipina keenam unsur hara itu selalu kurang. Jadi disusun 7 formulasi pemupukan sebagai uji status hara tanah, yakni Minus N tidak mengandung N tetapi lima hara lainnya ada; Minus P; Minus K; Minus S; Minus Zn; Minus Cu; dan Lengkap semua ke enam unsur hara ada. Pelaksanaannya sederhana saja. Wadah uji menggunakan pot-pot atau wadah plastik yang dapat menampung 4 kg sampel tanah basah jumlah pot sama dengan jumlah formulasi pemupukan. Dari lahan satu hektar yang cukup seragam sebaiknya diambil secara sampel tanah dari 35 lokasi. Untuk lahan yang tingkat kesuburan bergradasi seperti lahan miring diperlukan sampel dari lebih banyak lokasi. Sampel diambil sebelum tanah diolah/dibajak. Bibit yang berumur 12 hari sebanyak paling sedikit 5 batang lalu ditanam ke dalam masing-masing pot dengan formulasi pemupukan masing-masing. Tanah dibiarkan tetap basah tetapi tidak tergenang air hingga tanaman sudah cukup mantap. Pengairan semua tanaman dilakukan dengan air dari sumber yang sama dengan yang digunakan pada lahan pertanian padi yang dikelola. Sesudah 10 hari, sebagian tanaman padi dalam pot dicabut, tinggalkan hanya dua batang yang dinilai terbaik. Bukti Visual Dalam 30 hari setelah pindah tanam bibit ke pot sudah akan terbukti secara visual perbedaan pertumbuhan tanaman antara pot. Juga bida dibandingkan pada tanaman di pot dengan formulasi pemupukan lengkap. Dapat disaksikan mana yang tumbuh baik, mana yang kurang baik dan di pot dengan formulasi mana yang minus hara apa. Bisa disimpulkan tanaman dalam pot yang mana kekurangan unsur hara apa. Atau tanah dari lokasi mana kekurangan unsur hara apa. Bila tanaman pada semua pot berisi tanah sampel dari satu lokasi bagus dan seragam pertumbuhannya, maka tanah di lokasi bersangkutan tidak kekurangan unsur hara yang masuk dalam formulasi. Untuk memperoleh ketepatan analisa yang lebih akurat, sesudah 45 hari sejak pindah tanaman padi dalam pot dicabut dan biomasanya ditimbang. Dengan bukti visual demikian, petani akan tahu tanah di lokasi mana yang perlu diberi pemupukan unsur hara apa. Petani tinggal memilih unsur hara mana yang masih perlu ditambahkan sesuai dengan takaran sesuai anjuran para penyuluh pertanian. Selain hemat biaya, penggunaan sistem analisis hara tanah MOET juga mengurangi dampak merugikan pupuk terhadap lingkungan serta menambah hasil dan pendapatan bagi petani. Harus diakui model uji MOET ini merupakan temuan sangat cerdas tetapi sederhana, murah dan mudah serta dapat dapat dilakukan sendiri oleh petani kecil. Dr. Mamaril mengaku merancang konsep MOET itu ketika masih bekerja sebagai peneliti IRRI yang bertugas di Indonesia. Kit MOET kini tersedia bagi peminat dengan harga sekitar 4 dolar AS di Philippine Rice Research Institute. Olson PS Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Zathumat adalah bahan organik utama yang ditemukan dalam tanah, batu bara, atau lingkungan perairan. serta kurangi timbulnya keracunan unsur hara mikro. BO jg mampu melepaskan P yg dijerap oleh oksida2 (Fe, Al) dlm tanah (Sanchez, 1976) PERAN BAHAN ORGANIK DI DALAM TANAH: Temperatur dan kelembaban yg tinggi akan memacu mineralisasi, dan
Editor Makmun Hidayat Salah satu cara mendeteksi unsur hara dalam tanah melalui kondisi fisik tanaman, yang disampaikan Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian Tanah, Ir. A. Kasno, MSi, dalam bimbingan teknis online, Senin 16/8/2021. -Foto Ranny Supusepa Hal ini akan menghindari penurunan produktivitas lahan pertanian, yang mulai terjadi sejak tahun 1987. “Penurunan ini merupakan hasil dari kurangnya asupan bahan organik, pencemaran bahan kimia, kerusakan sifat tanah hingga kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia berlebih,” urainya. Untuk melakukan deteksi hara, yang perlu dilakukan adalah pengamatan defisiensi hara di lapangan, mengetahui jenis tanah dan iklim, mengetahui peta status hara P dan K di tanah, analisis status hara dengan tes kit serta menggunakan soil sensor. “Deteksi ini dapat dilakukan secara cepat. Misalnya, pada tanah masam selalu ditemukan tanaman melastoma. Jadi kalau melihat tanaman ini, sudah pasti tanahnya masam. Tak perlu dicek lagi,” urainya lagi. Atau dalam kasus tanaman jagung, gejala kekurangan hara bisa terlihat dari daun. “Kalau kekurangan hara P, daunnya jadi ungu. Kalau kuning warna daunnya, artinya yang kurang adalah hara N,” tandasnya. SELANJUTNYA 1 2
AnalisisKandungan Sedimen (Yulnafatmawita et al.): 110-117 ISSN : 1829-7994 111 Kehilangan tanah dan hara dari beberapa teras dalam usaha pertanian bisa dilihat pada Tabel 2. Sirkulasi atau daur unsur hara yang berlangsung di suatu daerah aliran sungai seringkali digambarkan terjadi dalam satu
Bagi Anda yang ingin bercocok tanam, idealnya Anda wajib mengetahui keadaan usur hara dalam tanah terlebih dahulu. Apakah keadaan tanah tersebut sudah cukup kandungan unsur haranya atau kurang? Dengan uji laboratorium sebenarnya pertanyaan tersebut dapat Anda pecahkan. Tetapi dibutuhkan biaya, prosedur serta waktu yang lama untuk melakukan uji tersebut. gambar kandungan unsur hara pada tanah Dalam dunia pertanian mengetahui keadaan unsur hara esensial tanah sebelum Anda melakukan tanam adalah penting. Karena jika terjadi kekurangan salah satu unsur hara esensial mikro dan makro pada tanah, akan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Pada pembahasan kali ini kami akan memberikan informasi yang menarik untuk Anda baca. Dengan kemunculan teknik baru yang akan lebih memudahkan Anda, untuk menguji kandungan unsur hara tanah sendiri, dengan biaya yang murah dan juga mudah dipraktekan. Teknik baru ini disebut MOET Minus One Element Technique. Kemunculan teknik MOET ini pertama kali ditemukan oleh seorang konsultan senior agronomi yang bernama Doktor Cesar Mamaril. Selain sebagai konsultan beliau juga merupakan pensiunan dari Badan Pusat Riset Tanaman Padi International IRRI. Dr. Cesar Mamaril bersama rekannya mencoba mengembangkan teknik MOET ini di wilayah datar rendah. Pada pembahasan sebelumnya Dr. Cesar Mamaril juga pernah menyampaikan mengenahi manfaat serta kegunaan metode unsur hara minus satu MOET yang beliau paparkan pada majalah RiceToday. Dari 16 jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sebanyak 13 unsur hara didapatkan tanaman dari tanah. Meliputi Ca Kalsium, Kalium K, Nitrogen N, Pospor P, Sufur S, Magnesium Mg, Besi Fe, Tembaga Cu, Seng Zn dan Mn Mangan. Serta sisa 3 unsur hara berasal dari udara O oksigen, C Karbon dan H Hidrogen. Pada budidaya tanaman jika kekurangan salah satu unsur tersebut, maka tanaman akan tumbuh tidak normal. Agar kebutuhan usur hara esensial dapat tercukupi dengan baik oleh tanaman, maka Anda perlu melakukan pemupukan pada media tanamnya. Akan tetapi yang menjadi masalah dalam pemupukan adalah ukuran, maupun dosis yang kadang tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan tanah tersebut. Hal ini justru membuat pemberian pupuk menjadi rutinitas berdasarkan ajuran saja, tanpa memperhatikan setatus tanah. Untuk mengatasi pemborosan pengunaan pupuk, Anda membutuhkan informasi mengenahi kandungan unsur hara pada tanah yang akan ditanami. Mengetahui kandungan tanah sebelum tanam Mengecek Kadungan Unsur Hara dengan Teknik MOET Penerapan teknik MOET ini diharapkan dapat membantu Anda untuk mempermudah dalam kegiatan usaha tani. Teknik ini dimaksudkan agar Anda cukup menambahkan salah satu unsur hara yang menjadi kekurangan pada tanah. Analisa kandungan hara tanah yang kurang, dapat Anda deteksi dengan cara tidak mengikut sertakan salah satu unsur saat pemupukan minus satu. Kemudian Anda akan melihat secara langsung dampak yang ditimbulkan dari pengurangan salah satu unsur pada tanaman. Hal ini bisa Anda praktekan dengan mengambil sampel tanah pada lahan. Uji coba teknik MOET ini sudah dipraktekan oleh Dr. Mamaril di Pilipina. Dengan melakukan sampel dilahan pertanian dataran rendah. Uji coba dilakukan dengan mengunakan formulasi unsur N, K, Zn, P, CU dan S, dalam hal ini hanya 6 usur yang digunakan, dengan alasan di Pilipina sebagian besar lahan padi dataran rendah selalu kekurangan 6 kandungan unsur hara tersebut. Formulasi uji MOET dilakukan dengan minus satu unsur yakni Minus P tanpa ada kandungan P, namun 5 unsur yang lain ada, minus N, minus K, minus Zn, Minus CU, minus S dan unsur lengkap mengandung 6 unsur hara. Untuk lebih jelasnya Anda bisa mempraktekan teknik MOET pada uji coba sederhana sebagai berikut ini Pertama Anda harus ambil sampel tanah pada lahan, masukan sampel tersebut kedalam polybag atau pot berukuran 4 hingga 5 kg, kemudian masukan formulasi unsur hara pada polybag tersebut. Jika lahan yang Anda miliki seluas satu hektar maka ambil sampel tanah sebanyak 35 titik lokasi, agar lebih merata. Akan tetapi jika kondisi lahan model bertingkat atau teras iring sebaiknya titik sampel diambil lebih banyak lagi. Catatan tanah diambil pada lahan sebelum diolah atau dibajak. Siapkan bibit tanaman misal padi umur 12 hari sebanyak 5 batang yang ditanam ke media polybag tersebut. Biarkan kondisi tanah tetap tergenang air. Dalam uji coba Anda wajib menggunakan air yang berasal dari sumber mata air yang sama. Setelah berjalan minimal 10 hari, amati pertumbuhan tanaman, selanjutnya lakukan penyeleksian pada tanaman padi dan sisakan hanya 2 batang tanaman yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Percobaan mengunakan teknik MEOT Dalam waktu 30 hari kemudian Anda sudah bisa melihat hasilnya. Caranya amati tanaman dan lakukan perbandingan pertumbuhanya. Anda bisa lihat secara fisik mana tanaman yang tumbuh dengan baik, yang kurang dan berada di polybag atau pot dengan formulasi yang mana minus unsur apa. Jika hasil seluruh tanaman tumbuh dengan baik dan seragam, itu artinya tanah yang ada di lahan Anda, tidak kekurangan unsur hara. Tetapi jika terjadi ketimpangan pertumbuhan, Anda bisa mengidentifikasi unsur hara apa yang kurang dan di titik lokasi mana Anda akan memberikan pupuk dengan jumlah sesuai kebutuhan. Teknik MOET ini tergolong sangat mudah dilakukan, lebih menghemat biaya dan dapat meminimalisir resiko kerugian, akibat pengeluaran biaya pemupukan yang tidak tepat sasaran. Sehingga pendapatan dalam usaha tani dapat Anda dioptimalkan. Meski terlihat sederhana, namun harus Anda akui penemuan cerdas Dr. Cesar Mamaril ini sangat bermanfaat bagi kalangan petani kecil. Silahkan share info agri ini, agar bisa membantu petani kita… Dimuat dari berbagai sumber
Peranmikroba tanah dalam siklus berbagai unsur hara di dalam tanah sangat penting, sehingga bila salah satu jenis mikroba tersebut tidak berfungsi maka akan terjadi ketimpangan dalam daur unsur hara di dalam tanah. Ketersediaan unsur hara sangat berkaitan dengan aktivitas mikroba yang terlibat di dalamnya. Organisme (mikroorganisme) tanah
Jakarta Jenis-jenis tanah sangat beragam dan berbeda-beda di tiap daerahnya. Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang sangat kaya akan berbagai jenis tanah. Ada beragam jenis-jenis tanah dengan ciri khasnya sendiri. Tanah sendiri merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan organik dan mineral. Tanah berperan penting bagi kehidupan makhluk hidup terutama tumbuh-tumbuhan. Tanah menyediakan air dan unsur hara yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Selain tanaman, banyak spesies bergantung pada tanah sebagai habitatnya. 6 Jenis Sukulen yang Mudah Dirawat sebagai Tanaman Hias 12 Jenis Tumbuhan Hidroponik, Jangan Asal Pilih 5 Jenis Beras Sehat Pengganti Nasi Putih, Baik untuk Kesehatan Beragamnya jenis-jenis tanah tergantung proses pembentukan dan lokasi tanah itu sendiri. Tanah umumnya terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan tersebut bisa berlangsung dalam waktu lama, bahkan ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis-jenis tanah di tiap daerah bisa berbeda, tergantung komponen yang ada di dalamnya. Komponen dalam tanah yang baik bagi tanaman biasanya terdiri dari mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%. Selain itu, letak astronomis dan geografis juga berperan penting dalam pembentukan tanah. Jadi, apa saja jenis-jenis tanah. Berikut ini telah merangkum dari berbagai sumber, apa saja jenis-jenis tanah disertai dengan penjelasan mengenai persebarannya, Senin 26/10/2020Pemandangan Gunung Singgalang dari Cadas Merapi foto akbarmuhibar1. Tanah Litosol Tanah litosol adalah jenis tanah yang baru mengalami perkembangan dan masih baru. Jenis tanah ini terbentuk dari perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini diperlukan penanaman pohon agar mendapat mineral dan unsur hara yang cukup. Tekstur tanah litosol ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Biasanya salah satu dari jenis-jenis tanah ini bisa ditemui pada daerah dengan tingkat kecuraman tinggi. 2. Tanah Aluvial Salah satu dari jenis-jenis tanah yang umum ditemui yaitu tanah alluvial. Jenis tanah ini muncul akibat endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Tanah bisa ditemui di bagian hilir karena dibawa dari hulu. Warna tanah ini biasanya cokelat hingga abu-abu. Tanah ini sangat cocok bagi pertanian seperti padi, jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya. Hal tersebut karena tekstur tanahnya lembut dan mudah diolah, sehingga tidak butuh kerja keras untuk mencangkulnya. Di Indonesia sendiri, jenis tanah ini tersebar hampir dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua. 3. Tanah Andosol Jenis tanah andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk karena proses vulkanisme gunung berapi. Salah satu jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk tanaman. Warna tanah andosol cokelat cenderung abu. Jenis tanah ini sangat kaya mineral, unsur hara, air, serta mineral. Itulah mengapa jenis tanah ini sangat baik untuk tanaman. Tapi memang, secara persebaran, tanah ini hanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi, seperti daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa TanahPohon Jati yang meranggas, menegaskan ketandusan tanah Blora ketika musim kemarau. foto / Edhie Prayitno Ige4. Tanah Entisol Jenis tanah ini adalah saudara dari tanah andosol, tapi berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan letusan gunung berapi, seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Karakter tanah ini sangat subur. Namun, jenis tanah ini masih sangat muda dan bisa ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi. Untuk persebarannya sendiri, tanah ini bisa ditemukan di daerah yang memiliki gunung berapi. 5. Tanah Humus Kemudian, jenis tanah humus yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan. Tanah ini sangat banyak mengandung unsur hara dan mineral serta sangat subur. Itulah mengapa, jenis tanah ini sangat baik digunakan cocok tanam karena kandungannya sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah humus punya berbagai unsur hara dan mineral yang bersumber dari pelapukkan tumbuhan hingga warnanya cenderung kehitaman. Tanah ini bisa dengan mudah ditemui di daerah yang banyak hutan, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan beberapa wilayah di Sulawesi. 6. Tanah Grumusol Tanah grumusol dibentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah ini memiliki kandungan organik yang rendah, karena banyak unsur batuan kapur. Itulah mengapa tanah ini tidak subur dan kurang cocok sebagai lokas tanam. Dilihat dari karakter tanahnya, cenderung kering dan mudah pecah terutama, terutama saat musim kemarau serta punya warna hitam. Ph tanah ini netral hingga alkalis. Kemudian, tanah ini biasanya ada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan punya bentuk topografi datar hingga bergelombang. Tanah ini tersebar di daerah Jawa Tengah Demak, Jepara, Pati, Rembang, Jawa Timur Ngawi, Madiun, serta Nusa Tenggara Timur. Dikarenakan tanah ini punya tekstur yang kering, maka akan sangat bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu Tanah7. Tanah Inceptisol Selanjutnya, jenis tanah ini terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Jenis tanah ini bisa menjadi dasar dalam pembentukan hutan yang asri. Karakter tanah ini yaitu adanya horizon kambik. Horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya, dan hal tersebut yang menjadikan sangat unik. Lokasi dengan tanah jenis ini cocok sebagai perkebunan kelapa sawit atau karet. Jenis tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, dan juga Papua. 8. Tanah Latosol Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Ciri tanah latosol ada pada warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung serta memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ada di daerah dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi, atau ada di 300-1000 meter dari permukaan laut. Sayangnya, jenis tanah latosol tidak terlalu subur, karena mengandung zat besi serta alumunium yang cukup tinggi. 9. Tanah Kapur Tanah kapur memang berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Dengan begitu, tanah kapur sudah bisa disimpulkan jika memang tidak subur dan perlu dihindari untuk jenis tanaman yang butuh banyak air. Salah satu dari jenis-jenis tanah ini lebih cocok ditanami pohon jati dan jenis pohon keras lainnya. Jenis tanah kapur banyak tersebar di daerah Gunung Kidul Yogyakarta serta di daerah pegunungan kapur yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara TanahKondisi kanal di area konsesi perkebunan kelapa sawit di Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. / Gresi Plasmanto10. Tanah Laterit Jenis-jenis tanah selanjutnya yaitu tanah laterit. Jenis tanah bewarna merah bata ini mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di Indonesia, tanah ini cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama daerah desa dan perkampungan. Tanah laterit termasuk dalam jenis tanah yang sudah berusia cukup tua, sehingga tidak cocok ditanami tumbuhan apapun. Selain itu kandungan yang ada di dalam tanah ini juga tidak cocok bagi tanaman. Tanah ini mudah ditemui di Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. 11. Tanah Podsol Di dalam tanah podsol, terdapat berbagai campuran tekstur mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Karakter tanah podsol antara lain tidak punya perkembangan profil, warnanya kuning dan punya tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organic pada jenis tanah ini sangat rendah, sebab terbentuk dari curah hujan tinggi namun suhunya rendah. Biasanya jenis tanah ini ada di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan juga Papua. Namun bisa juga ditemui di daerah lain yang selalu basah sepanjang tahun. 12. Tanah Organosol Tanah organosol dibentuk dari pelapukan benda organik seperti tumbuhan, gambut serta rawa. Biasanya tanah ini ada di iklim basah dan punya curah hujan tinggi. Ketebalan tanah ini rata-rata hanya mm dan punya diferensiasi horizon yang jelas. Selain itu, kandungan organik di dalam tanah organosol lebih dari 30% pada tanah yang teksturnya lempung, dan 20% pada tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara tanah ini rendah dan punya tingkat kelembapan rendah Ph 0,4 saja. Untuk menemui jenis tanah ini, biasanya bisa ditemui di daerah pantai hampir di seluruh TanahIlustrasi jenis tanah Indonesia Sumber Pixabay13. Tanah Mergel Jenis tanah ini juga berasal dari kapur. Tapi dicampur dengan bahan lain dan bentuknya lebih mirip pasir. Tanah mergel dibentuk dari batuan kapur, pasir, serta tanah liat. Kemudian mengalami pembentukan dengan bantuan hujan tapi tidak merata. Jenis tanah ini cukup subur dan bisa ditanami beberapa jenis tanaman. Selain itu ada banyak mineral dan air di dalamnya. Biasanya tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah, seperti Solo, Madiun, dan Kediri. 14. Tanah Oxisol Tanah oxisol adalah jenis tanah yang kaya zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini sering ditemui di daerah tropis dari desa hingga perkotaan. Karakter dari tanah ini antara lain memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya kurang dari 1 meter. Warna tanah ini cenderung merah kekuningan dan punya tekstur halus seperti tanah liat. Tanah ini juga cocok dijadikan lahan perkebunan seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya. 15. Tanah Liat Tanah ini terdiri dari campuran aluminium serta silikat yang punya diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat dibentuk dari proses pelapukan batuan silika yang dilakukan asam karbonat dan sebagian diantaranya berasal dari aktivitas panas bumi. Jenis tanah ini tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia dan biasa digunakan untuk kerajinan. Itulah tadi beragam jenis-jenis tanah yang banyak tersebar di Indonesia. Berbagai jenis tanah tersebut setidaknya bisa menjadi bahan referensi yang tepat jika ingin mencoba bercocok tanam.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selainmenggunakan dua cara tersebut, terdapat cara tradisional lainnya dalam mendeteksi keasaman tanah. Seperti halnya pengukuran dengan lakmus, pengukuran dengan kunyit ini pastinya memiliki kekurangan. Pengukuran keasaman menggunakan kunyit hanya bisa mendeteksi kondisi tanah sedang asam atau basa saja, tanpa ada angka. Cara ini sangatlah mudah. sumber gamber Lapisan teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Tanah, ya, tanah merupakan media alami dengan berbagai fungsi, salah satu fungsi yang biasa diketahuinya yaitu sebagai media tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup contohnya saja tanaman. Unsur-unsur kimia dalam tanah memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ekosistem alami. Yaitu sebagai penyedia kebutuhan hara tanaman. Unsur kimia tanah diserap tanaman dalam bentuk ion, sehingga tidak semua unsur dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. Terdapat 16 unsur hara kimia dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik. Namun hanya enam unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, unsur hara tersebut biasa disebut dengan unsur hara essential dan kesepuluh lainnya disebut dengan unsur hara non – essential. Unsur hara dalam tanah juga biasa dibedakan dengan unsur hara makro dan juga mikro. Pada unsur mikro, apabila diserap terlalu berlebihan oleh tanaman maka akan bersifat toksik. Enam unsur hara essential atau makro diantaranya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Nitrogen dan fosfor dalam tanah, termasuk ke dalam unsur yang berjumlah sedikit dalam tanah, unsur-unsur tersebut sebagian besar berada pada status tidak tersedia untuk tanaman, kerena untuk diserap oleh tanaman, unsur tersebut harus mengalami proses dekomposisi menjadi nitrat sehingga dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara mikro dalam tanah diantaranya besi, mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan khlor. Unsur-unsur kimia tersebut hanya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit. walaupun dibutuhkan sedikit, apabila tanaman kekurangan unsur-unsur tersebut tetap akan mengalami defisiensi unsur hara yang akan ditandai dengan perubahan fisiologis seperti nekrosis ataupun kerdil. roch

Borondalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.

- Unsur hara menjadi salah satu faktor lingkungan yang memengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanpa unsur ini, tanaman tidak dapat tumbuh normal. Sehingga kebutuhan unsur hara pada tanaman harus dipastikan itu unsur hara? Pengertian unsur hara Dikutip dari buku Pupuk dan Pemupukan 2021 oleh Nur Indah Mansyur, unsur hara adalah unsur kimia tertentu yang dibutuhkan tanaman dalam memenuhi keperluan fisiologisnya. Setidaknya ada 16 jenis unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Contohnya, antara lain karbon C, hidrogen H, oksigen O, nitrogen N, kalium K, kalsium Ca, zat besi Fe, tembaga Cu, dan boron B. Baca juga 8 Jenis Mikronutrien Tumbuhan beserta FungsinyaDilansir dari buku Cerdas Beragrobisnis Mengubah Rintangan Menjadi Peluang Berinvestasi 2003 karya F. Rahardi, unsur hara adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Setiap harinya, tanaman menyerap kandungan unsur hara dalam tanah. Dengan begitu, kandungannya pasti berkurang. Oleh sebab itu, unsur hara bisa ditambahkan dalam bentuk pupuk. Adapun pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk organik, seperti pupuk kandang, kompos, humus, maupun pupuk kimia. Fungsi unsur hara Menurut Try Koryati, dkk dalam buku Fisiologi Tumbuhan 2021, fungsi unsur hara adalah Menyusun struktur sel Mengatur atau berperan dalam tekanan osmotik dan turgor tegangan dalam sel tumbuhan ketika vakuola penuh dengan zat cair sel Berperan dalam reaksi transfer energi Sebagai katalisator reaksi Pengatur reproduksi tanaman. Baca juga 9 Unsur Makronutrien pada Tumbuhan beserta Kegunaannya Dikutip dari buku Ilmu Kesuburan Tanah dan Pemupukan 2021 karangan Rianida Taisa dkk, secara umum, fungsi unsur hara adalah membantu tanaman memenuhi kebutuhannya. Unsur hara yang diserap tanaman sangat bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan dan metabolismenya. Sehingga unsur hara tidak boleh digantikan dengan unsur lainnya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
PengukuranBOD dengan sendirinya digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan senyawa organik dapat didegradasi (diurai) secara biologis dalam air. Kandungan unsur hara di dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : (1) Analisa contoh tanah, (2) Mengamati gejala-gejala
Teksturtanah merupakan ukuran dan perbandingan butir-butir tunggal tanah (soil fraction) (Achmad dan Putra, 2016). Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pengujian tekstur tanah menunjukkan bahwa keadaan di lapangan sampel tanah merupakan kelas tekstur geluh.
Untukmendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan. 3) (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan. 1)
.
  • efpaw270m0.pages.dev/974
  • efpaw270m0.pages.dev/424
  • efpaw270m0.pages.dev/563
  • efpaw270m0.pages.dev/360
  • efpaw270m0.pages.dev/966
  • efpaw270m0.pages.dev/301
  • efpaw270m0.pages.dev/874
  • efpaw270m0.pages.dev/972
  • efpaw270m0.pages.dev/833
  • efpaw270m0.pages.dev/292
  • efpaw270m0.pages.dev/552
  • efpaw270m0.pages.dev/487
  • efpaw270m0.pages.dev/543
  • efpaw270m0.pages.dev/109
  • efpaw270m0.pages.dev/529
  • cara mendeteksi kandungan unsur hara dalam tanah