Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Poniman, seorang kakek dari tiga orang cucu, memulai ceritanya di suatu senja di beranda rumahnya yang teduh dimana dirinya dikelilingi ketiga orang cucunya. "Dulu punya dulu sekali, ada sebuah negeri bernama Negeri Kayangan. Kenapa sampai disebut Negeri Kayangan, konon katanya, negeri itu kerap didatangi oleh bidadari-bidadari dari surga."Poniram, cucu laki-lakinya yang paling tua, menyela, "Pasti negeri itu sangat indah sekali.""Diam kau, Poniram," bentak sang Kakek. "Biarkan dulu Kakek bercerita sampai habis. Setelah itu, kau dan saudara-saudaramu yang lain bisa bertanya pada-atau-menanggapi cerita Kakek." "Betul itu, Kek," Painem, cucu perempuanya yang tertua, kakak dari Poniram, menimpali. "Poniram selalu begitu, Kek, suka menyela di antara pembicaraan orang lain. Hei kau, Poniram, kebiasaanmu itu sangat buruk dan menjengkelkan. Kau tahu tidak, itu sangat tidak sopan!" "Kalian berdua sama saja, sama-sama tidak tahu sopan santun, selalu menyela pembicaraan orang yang lebih tua dari Kalian," kata Poniman dengan kesal yang kedua matanya melotot seakan-akan ingin melompat keluar dari tempatnya. "Mau tidak Kakek lanjutkan ceritanya?""Mau..mau, Kek," sahut mereka serempak."Kalau begitu," ujar Poniman, "Kakek tidak mau mendengar ada yang bersuara sebelum Kakek ijinkan, paham Kalian?!" Poniram dan kedua saudaranya yang lain hanya menganggukkan kepala. Melihat hal itu, Poniman tersenyum bangga dan, dagunya sedikit dinaikkan ke atas, terlihat seperti orang yang baru saja menaklukkan segerombolan anak-anak anjing liar. "Oh ya, cerita Kakek tadi sampai dimana?" Poniman memegang dagunya yang sedikit memanjang dan hitam, tampak seperti seekor anjing hitam tua. "Kakek sudah ingat sekarang," serunya dengan mata berbinar. "Di kala senja, Kalian tidak akan sulit untuk menjumpai pelangi meluncur turun dari lengkung langit ke danau yang airnya biru, bening, untuk membersihkan tubuhnya yang kotor agar warna-warni tubuhnya semakin bersih dan terang. Saking beningnya air danau itu, dasarnya dapat Kalian lihat dari permukaannya yang tinggi. Seringkali juga bidadari-bidadari turun dari Surga, mandi dan mencuci selendangnya. Bahkan beberapa rakyat Negeri Kayangan itu sempat mendengarkan pembicaraan di antara para bidadari-bidadari itu, katanya, Negeri Kayangan lebih indah dan cantik daripada Surga," Poniman bercerita dengan penuh semangat membuat nafas tuanya terengah-engah. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan lagi, "Ketika malaikat-malaikat turun dari langit, dan telah melihat keindahan dan kecantikan alam Negeri Kayangan, juga rakyatnya yang ramah, para malaikat itu enggan untuk kembali naik ke langit. Ini juga, konon katanya, Negeri Kayangan lebih damai dan tenang daripada Surga." Poniman bertutur dengan lancarnya. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Lihat Cerpen SelengkapnyaHariyang ditunggu Lahilote datang juga disatu pagi yang cerah setelah turun hujan, tujuh putri kayangan itu kembali datang ke telaga yang indah dengan air jernih itu, mereka sama-sama melepaskan pakaiannya dan masing-masing masuk ke dalam telaga dengan riang gembira sambil bersenda gurau, mereka berenang mengitaru telaga yang indah itu. Telaga Tumatenden-Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara Kisah tentang bidadari yang turun dari kayangan untuk mandi di bumi, tidak hanya ada di tanah Jawa saja, di Airmadidi, Minahasa Utara pun memiliki kisah serupa. Berdasarkan cerita rakyat Kelurahan Airmadidi Bawah, konon lokasi dimana tempat pemandian yang dinamakan Tumatenden ini merupakan lokasi tempat mandi sembilan bidadari yang turun dari kayangan. Menurut cerita, seorang bidadari tak bisa kembali ke kayangan sebab selendang terbangnya hilang dicuri oleh seorang pemuda desa, yang bernama Mamanua yang memergoki sembilan bidadari ini mandi dalam kolam mata air ini. Mamanua, adalah seorang pemuda yang sangat rajin dan ulet dalam mengolah ladangnya. Pada suatu hari ia dikejutkan oleh kedatangan sembilan Bidadari yang sedang mandi. Saat itu pula timbul niatnya untuk mencuri salah satu bayu sayap dari seorang bidadari yang ternyata adalah milik bungsu dari sembilan bidadari, Mamanua membujuk Lumalundung untuk kawin dengannya tapi ada perjanjian kalau tidak boleh satupun dari rambut Lumalundung yang jatuh. Dari hasil perkawinan mereka lahirlah anak yang diberi nama Walang Sendow. Selama menempuh bahtera rumah tangga, keluarga ini tidak mengalami kesulitan apapun, hingga suatu ketika tidak diduga rambut Lumalundung jatuh dan selendang terbangnya ditemukan kembali oleh Lumalungdung. Meski dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya ia meningalkan suami dan anaknya dan kembali ke kayangan. Konon Mamanua membuat sembilan pancuran di kolam dekat kebunnya agar Lumalundung tidak terus-menerus dirundung duka ingin bertemu dengan delapan saudaranya. Sembilan pancuran ini diberi nama Tumatenden Peristiwa hilangnya selendang satu bidadari ini ternyata merupakan akhir dari kebiasaan bidadari turun mandi ke Bumi. Mata air tempat mandi para bidadari ini, menurut warga sekitar, meski kemarau panjang, tetap akan mengeluarkan air. Dan dari air inilah pun diyakini warga sekitar, mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Tari Tumatenden Cerita rakyat Tumatenden inipun di apresiasikan dengan sebuah tarian yang dinamakan Tari Tumatenden, yang adalah sebuah nama tari yang diangkat dari cerita rakyat yang berhubungan dengan kisah Lumalundung dan Mamanua. Menurut fungsinya, jenis tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni hiburan sosial bisa juga dipakai pada upacara perkawinan adat Minahasa. Tari Tumatenden terdiri dari 9 putri dan 1
Tiarayang mengenakan gaun berwarna putih terlihat bak bidadari turun dari kayangan. foto: Instagram/@tiaraandini. 2. Ranty Maria sukses bikin pangling. Naysila Mirdad terlihat bak putri dongeng saat pemotrtan. Gayanya yang elegan ini membuatnya semakin memukau. foto: Instagram/@fdphotography90. 10. Ersya Aurelia tampil seolah bidadari dariOrigin is unreachable Error code 523 2023-06-14 183157 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d74a71a7ab10a79 • Your IP • Performance & security by Cloudflare sebagaiAnak ManusiaAzmi sebagai Anak Pak RTRidho sebagai Pak RT#Dramaanak#7bidadarikayangan#pagun #Salimbatu #ulunpagun #Bulungan #uluntidung #Ceritaanak7Bi - Saat membaca dongeng, sering kali kita menemukan tokoh seorang bidadari yang rupawan dan memiliki sifat baik hati. Sebenarnya, siapa para bidadari itu, ya? Lalu, apa perbedaan mereka dengan para malaikat? Yuk, kita ketahui asal usul para bidadari yang sering kita baca kisahnya dalam dongeng! Asal Usul Bidadari Bidadari awalnya muncul dalam keyakinan Hindu, lo. Disebutkan bahwa para bidadari adalah para perempuan muda yang tinggal di kayangan bersama para dewa. Mereka bertugas menyampaikan apa yang diperintahkan dewa pada manusia. Bidadari diceritakan memiliki kemampuan magis atau sihir. Ia digambarkan sebagai sosok rupawan dan periang. Selain itu, bidadari disebut memiliki sayap yang membantunya terbang dari kayangan ke bumi dan sebaliknya. Baca Juga Dongeng Anak Petualangan Oki Nirmala Misteri Hilangnya Liontin Ratu Bidadari Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan BidadariTurun Dari Kayangan फेसबुकमा छ । Join Facebook to connect with Bidadari Turun Dari Kayangan and others you may know
Anakkecil jaman sekarang jarang sekali mendengar kisah, atau dongeng yang turun temurun tentang air terjun yang identik sebagai lokasi mandi para bidadari dari kayangan, Dongeng tentang 7 bidadari menjadi sejarah terbentuknya pelangi, meskipun secara sains memang bukan tercipta dari selendang 7 bidadari.
Ritualini konon kabarnya berasal dari legenda Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan. Diceritakan kalau Dewi Nawangwulan adalah seorang Bidadari yang turun ke bumi dari kayangan untuk menjenguk putrinya, Dewi Nawangsih, yang akan menikah. Nawangsih adalah anak dari perkawinan Jaka Tarub dengan bidadari Nawangwulan.
Merekaadalah tujuh bidadari dari kayangan. Jaka Tarub pun memperhatikan ketujuh bidadari itu dari semak-semak, agar mereka tak melihatnya. "Cantik sekali mereka. Andai aku bisa menikah dengan salah satu dari mereka," gumam Jaka Tarub. Aha! Jaka Tarub mempunyai ide. Dengan perlahan, Jaka Tarub mendekat ke sungai.